Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Acuan Menjadi 5,75%: Apindo Sambut Positif, Bahas Dampak bagi Ekonomi Nasional

Kamis, 16 Januari 2025 | 17:42:38 WIB
Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Acuan Menjadi 5,75%: Apindo Sambut Positif, Bahas Dampak bagi Ekonomi Nasional

Jakarta – Bank Indonesia (BI) telah membuat keputusan penting dengan memangkas suku bunga acuan menjadi 5,75%. Kebijakan ini diambil untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah tantangan ekonomi domestik dan global. Pemangkasan ini juga direspon positif oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang melihat langkah ini sebagai strategi yang mendukung keberlanjutan pertumbuhan ekonomi nasional, terutama ketika daya beli masyarakat mengalami tekanan.

Ketua Umum Apindo, Shinta Kamdani, mengapresiasi langkah Bank Indonesia. "Kami melihat kebijakan ini sebagai salah satu stimulus yang bisa efektif untuk mempertahankan kinerja ekonomi yang ada agar tidak semakin melambat di tengah tekanan yang ada terhadap daya beli pasar domestik," ujarnya ketika dihubungi di Jakarta pada Kamis, 16 Januari 2025.

Menurut Shinta, penurunan suku bunga ini diharapkan dapat memberikan efek positif terhadap daya beli masyarakat dan kinerja pasar dalam negeri. Hal ini akan memberikan rasa percaya diri bagi pelaku usaha untuk mempertahankan atau bahkan memperluas bisnis mereka dalam jangka pendek.

Namun, Shinta juga menyadari bahwa dampak langsung penurunan suku bunga acuan terhadap sektor riil mungkin tidak akan terasa seketika. "Biasanya butuh waktu 6-12 bulan tergantung kecepatan dan besaran penurunan suku bunga acuan yang terjadi. Terlebih, penurunan suku bunga yang terjadi saat ini juga gradual atau sedikit-sedikit," jelasnya. Meski demikian, tren penurunan suku bunga sejak akhir tahun lalu memberikan dorongan moral dan sentimen positif kepada pelaku usaha.

Apindo menaruh harapan besar agar penurunan suku bunga pinjaman riil dapat dilakukan lebih lanjut sehingga tingkat suku bunga di Indonesia menjadi lebih kompetitif di antara negara-negara ASEAN-5. Dengan demikian, pebisnis dalam negeri akan lebih berani untuk melakukan ekspansi usaha, terutama di tengah peningkatan beban usaha dan tantangan kebijakan ekonomi, baik domestik maupun global.

Alasan Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menjelaskan pertimbangan di balik kebijakan penurunan suku bunga ini. Menurut Perry, langkah ini sejalan dengan perspektif bank sentral yang mengedepankan stabilitas dan pertumbuhan. "Waktunya tentu saja (pengurangan suku bunga) sesuai dengan dinamika yang terjadi di global dan internasional," ujar Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Rabu, 15 Januari 2025.

Perry menekankan bahwa BI akan terus meninjau kebijakan bank sentral Amerika Serikat terkait suku bunga Fed Fund Rate (FFR). Situasi global yang tidak menentu tetap dalam pengawasan BI untuk menakar arah kebijakan yang tepat. "Bulan ini, ketidakpastian masih ada tapi kami bisa menakar arah kebijakan fiskal AS sudah mulai kelihatan," tambah Perry.

Di sisi domestik, BI mencatat bahwa inflasi di Indonesia masih cukup rendah, hal ini memberikan BI ruang untuk terus menurunkan suku bunga. Perry juga menyoroti stabilitas nilai tukar Rupiah yang konsisten dengan fundamental dan prediksi pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah pada tahun ini, memberikan kesempatan bagi penurunan suku bunga untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

Arus Masuk Modal Asing di Awal 2025

Pada saat yang sama, Bank Indonesia mencatat arus masuk modal asing yang signifikan di awal 2025. Berdasarkan data transaksi yang dimiliki, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp 1,08 triliun selama periode 30 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025. "Nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp 1,08 triliun, terdiri dari beli neto Rp 0,32 triliun di pasar saham, beli neto Rp 1,94 triliun di pasar SBN," jelas Direktur Eksekutif BI, Ramdan Denny Prakoso.

Ramdan menambahkan bahwa Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga ketahanan ekonomi eksternal Indonesia. Langkah-langkah ini dinilai penting untuk menjaga perekonomian Indonesia tetap stabil dan mampu bersaing di kancah internasional, terutama dengan peningkatan premi Credit Default Swap (CDS) dan potensi fluktuasi nilai tukar Rupiah.

Secara keseluruhan, keputusan Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga acuan ini diharapkan dapat memberikan rangsangan yang dibutuhkan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia, meski tantangan ekonomi global dan domestik masih tetap ada. Apindo dan pelaku usaha lainnya menaruh harapan agar kebijakan ini mendorong perekonomian ke arah yang lebih positif di tahun mendatang.

Terkini