Jakarta – Apple Inc., raksasa teknologi asal Amerika Serikat, menunjukkan komitmen seriusnya untuk memperluas bisnis di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, dengan rencana investasi sebesar US$1 miliar atau sekitar Rp16,188 triliun (berdasarkan kurs Rp16.188 per dolar AS) untuk pembangunan pabrik AirTag.
Investasi ini diharapkan menjadi kunci masuknya produk-produk Apple seperti iPhone 16 ke pasar Indonesia, Rabu, 8 Januari 2025
Rencana investasi strategis ini disampaikan oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, setelah bertemu dengan Vice President of Global Policy Apple, Nick Amman, beserta rombongan di kantornya, Jakarta, pada Selasa, 7 Januari 2025. "Pada intinya mereka berbicara dan berkomitmen penuh untuk pembangunan tahap pertama AirTag senilai US$1 miliar," ujar Rosan kepada wartawan.
Rosan menjelaskan bahwa Apple akan membangun pabrik AirTag di Batam sebagai langkah awal dari investasi ini. Inisiatif ini juga diharapkan dapat membuka pintu bagi vendor-vendor lain untuk ikut berinvestasi, sehingga nilai investasi keseluruhan dari Apple dan mitra-mitranya di Indonesia bisa terus meningkat. "Kita harapkan kalau vendornya, tadi kita bicarakan, kalau kita lihat dengan Thailand itu kan lebih dari 23 vendor, dengan Vietnam 30 vendor lebih," tuturnya.
Ia menambahkan bahwa skema investasi ini sejajar dengan yang diterapkan di negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand dan Vietnam, di mana Apple menunjukkan minat yang sama untuk mengembangkan ekosistem bisnisnya. "Ini adalah investasi tahap awal," kata Rosan, menegaskan keberlanjutan dari rencana investasi ini.
Terkait pembangunan pabrik, Apple telah memilih lokasi yang tepat di Batam untuk memulai proses manufakturing. "Bangun pabrik, iya. Manufacturing di Batam rencananya. Mereka sudah lihat lokasi tanahnya, tadi saya juga sudah dikasih lihat lokasi tanahnya mereka," jelas Rosan lebih lanjut.
Kehadiran pabrik ini tidak hanya akan mempraktikkan transfer teknologi ke Indonesia tetapi juga berpotensi menciptakan ribuan lapangan pekerjaan baru, memperkuat kapasitas manufaktur lokal, dan membuka pasar baru bagi rantai pasokan Apple di wilayah Asia Tenggara.
Menteri Rosan juga menekankan pentingnya kerjasama berkelanjutan antara pemerintah Indonesia dan Apple untuk memastikan proyek ini dapat berjalan sesuai rencana. Proses persiapan yang matang termasuk di dalamnya izin tanah, operasional, dan tenaga kerja yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia, menjadi fokus utama diskusi dengan pihak Apple.
Pabrik yang direncanakan ini ditargetkan akan rampung pada awal 2026. Namun, Rosan tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai waktu pasti kapan pembangunan akan dimulai. "Pokoknya target tadi kita bicara early 2026 sudah selesai," tegasnya.
Investasi dari perusahaan sebesar Apple tidak hanya membawa dampak positif dalam segi ekonomi, tetapi juga dapat meningkatkan prestise Indonesia sebagai destinasi investasi dan manufaktur global. Dengan adanya dukungan dari Apple, diharapkan bahwa Indonesia akan dapat memposisikan diri sebagai pusat pertumbuhan teknologi di kawasan Asia Tenggara.