Drone Israel Jatuhkan Gas Air Mata ke Kerumunan di Tepi Barat Menjelang Pembebasan Tahanan Palestina
- Senin, 20 Januari 2025
Ketegangan meningkat ketika drone milik Israel menjatuhkan tabung gas air mata ke kerumunan massa yang berkumpul di dekat Penjara Ofer di Tepi Barat, Sabtu lalu. Insiden ini terjadi menjelang pembebasan tahanan Palestina yang merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Peristiwa ini memancing reaksi beragam dari berbagai pihak dan menambah komplikasi dalam hubungan yang sudah tegang di wilayah tersebut.
Menurut Nada Basheer, yang berada di lokasi kejadian, "Kami melihat setidaknya dua tabung gas air mata dijatuhkan dan mengarah langsung ke massa dan para wartawan yang meliput di atas bukit dekat Penjara Ofer di kota Beitunia."
Kejadian ini berawal ketika kerumunan massa, yang diduga oleh pihak Israel memasang bendera Hamas, berkumpul di dekat penjara. Kepolisian Israel mengklaim bahwa kelompok tersebut mulai melemparkan batu ke arah pasukan keamanan Israel. "Sebagai tanggapan, pasukan menggunakan langkah-langkah pengendalian massa untuk memulihkan ketertiban dan membubarkan kerumunan," ungkap juru bicara kepolisian Israel.
Palang Merah Palestina melaporkan bahwa setidaknya tujuh orang terluka dalam insiden ini. "Ada beberapa korban luka yang harus mendapatkan perawatan medis akibat dampak gas air mata," kata seorang juru bicara dari Palang Merah Palestina. Mereka juga menyesalkan tindakan penggunaan kekuatan yang dianggap berlebihan di tengah situasi yang sudah kondusif menjelang pembebasan tahanan.
Sesuai rencana dalam kesepakatan gencatan senjata, Israel dijadwalkan membebaskan 90 tahanan Palestina pada Sabtu malam. Pembebasan ini juga terjadi setelah pembebasan tiga sandera perempuan Israel oleh Hamas. Daftar tahanan yang akan dibebaskan telah dirilis oleh Perkumpulan Tahanan Palestina, yang mengawasi proses ini bersama lembaga terkait.
Tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagian besar berasal dari Penjara Ofer dan Penjara Shikma yang berlokasi di Ashkelon, Israel. "Kami berharap proses pembebasan ini bisa berjalan lancar dan menjadi langkah positif menuju penyelesaian konflik yang lebih besar di kemudian hari," ujar seorang pejabat dari Perkumpulan Tahanan Palestina.
Saat ini, Israel dilaporkan menahan lebih dari 10.000 tahanan Palestina, berdasarkan data Komisi Urusan Tahanan dan Perkumpulan Tahanan Palestina. Tahanan ini termasuk 3.376 orang yang ditahan di bawah tahanan administratif, suatu kebijakan yang memungkinkan penahanan tanpa tuduhan resmi atau pengadilan. Dari jumlah tersebut, 95 adalah anak-anak dan 22 adalah perempuan.
Kebijakan penahanan administratif yang dilakukan oleh Israel kerap mendapat kritik dari organisasi hak asasi manusia internasional. Mereka menilai bahwa penahanan tanpa pengadilan ini melanggar prinsip-prinsip hukum internasional dan hak asasi manusia. "Situasi di Tepi Barat dan Gaza membutuhkan lebih banyak dialog dan pendekatan damai dibandingkan dengan tindakan penahanan tanpa proses hukum," ujar seorang aktivis hak asasi manusia di wilayah tersebut.
Di lain pihak, meski Israel menjelaskan bahwa tindakan mereka bertujuan untuk menjamin keamanan nasional, kritikus menyatakan bahwa langkah-langkah tersebut lebih bersifat menindas daripada defensif. Hal ini kembali menegaskan betapa kompleksnya dinamika politik di wilayah yang terus dilanda konflik ini.
Untuk saat ini, semua pihak baik dari komunitas internasional maupun lokal mengharapkan agar tindakan keras seperti penggunaan gas air mata tidak lagi menjadi pilihan di tengah upaya damai yang sedang diusahakan. "Kami menghimbau semua pihak untuk menjaga ketenangan dan tidak terprovokasi situasi yang dapat menggagalkan usaha pembebasan tersebut," tambah juru bicara dari Komisi Urusan Tahanan.
Pembebasan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju penyelesaian yang lebih manusiawi dan adil di wilayah yang penuh dengan ketidakstabilan politik tersebut. Di tengah harapan dan kekhawatiran, dialog dan diplomasi masih menjadi kunci utama untuk menciptakan perdamaian jangka panjang di kawasan itu. Keadaan di Tepi Barat ini pada akhirnya akan menguji komitmen kedua belah pihak dan komunitas internasional dalam mencari solusi damai di wilayah tersebut.
Mazroh Atul Jannah
variabisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Digitalisasi Pertamina Kunci Efisiensi, Perkuat Ketahanan dan Swasembada Energi
- Selasa, 21 Januari 2025
Berita Lainnya
BSI Imbau Nasabah Siapkan Pelunasan Biaya Haji, Jadwal Pelunasan Mulai Januari 2025
- Selasa, 21 Januari 2025