Proyeksi Kuartal I-2025: Kebijakan Ketat Dominasikan Penyaluran Kredit Perbankan
- Rabu, 22 Januari 2025
Jakarta - Penyaluran kredit perbankan pada kuartal I-2025 diperkirakan akan tetap ketat, sebuah tren yang telah terlihat pada akhir tahun 2024. Berdasarkan Laporan Hasil Survei Perbankan yang dirilis oleh Bank Indonesia, meski terdapat pertumbuhan penyaluran kredit baru, tingkatnya masih lebih rendah dibandingkan dengan kuartal IV-2024. Hal ini mengindikasikan bahwa bank tetap berhati-hati dalam menyalurkan kredit baru di awal tahun ini.
Berdasarkan laporan tersebut, penyaluran kredit baru di kuartal I-2025 diproyeksikan mencapai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 82,3%. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan SBT di kuartal sebelumnya yang mencapai 97,9%. Penurunan ini mengisyaratkan bahwa sementara penyaluran kredit baru masih berlangsung kuat, tetapi terdapat pengetatan kebijakan yang terlihat dari angka yang lebih rendah, Rabu, 22 Januari 2025.
Fokus Utama Penyaluran Kredit
Prioritas penyaluran kredit tetap berfokus pada kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi. Khusus untuk kredit konsumsi, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) masih menjadi prioritas utama, disusul oleh Kredit Multiguna dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).
Dari sisi sektoral, prioritas penyaluran kredit baru paling besar ditujukan kepada Sektor Perdagangan Besar dan Eceran. Sektor ini diikuti oleh Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Perantara Keuangan. Ketiga sektor ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan pengetatan kebijakan penyaluran kredit.
Kebijakan Kredit Lebih Ketat
Pada kuartal I-2025, kebijakan penyaluran kredit tetap diprakirakan ketat, serupa dengan kuartal IV-2024. Indeks Lending Standard (ILS) pada kuartal ini tercatat positif sebesar 0,2, yang menunjukkan bahwa standar penyaluran kredit tetap pada tingkat yang ketat.
Indeks ini dihitung menggunakan bobot kredit responden terhadap total kredit, dan ini menunjukkan bahwa ketatnya kebijakan lebih terasa pada kredit investasi. Meskipun jenis kredit lainnya mungkin tidak seketat itu dibandingkan triwulan sebelumnya, standar penyaluran kredit tetap terjaga.
"Berdasarkan aspek kebijakannya, penyaluran kredit yang diprakirakan lebih ketat antara lain plafon kredit, suku bunga kredit, dan premi kredit berisiko," sebut laporan tersebut, yang dipublikasikan pada Rabu, 22 Januari 2025.
Optimisme Pertumbuhan Kredit 2025
Meski kebijakan penyaluran kredit lebih ketat, ada optimisme terhadap pertumbuhan kredit hingga akhir tahun 2025. Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan kredit yang stabil dengan perkiraan pertumbuhan outstanding kredit sebesar 10,34% (year on year). Ini hampir setara dengan pertumbuhan kredit yang terealisasi pada tahun 2024, yakni 10,39%.
Pertumbuhan optimis ini didorong oleh prospek kondisi ekonomi dan moneter yang positif. Selain itu, risiko dalam penyaluran kredit dipandang cukup terkendali, mendorong perbankan untuk tetap optimis dalam menyalurkan kredit meski kebijakan pengetatan diterapkan.
"Outstanding kredit hingga akhir tahun 2025 diperkirakan akan tumbuh sebesar 10,34% (yoy), stabil dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan kredit pada tahun 2024 yang mencapai 10,39%," ungkap Bank Indonesia. Proyeksi ini memberikan gambaran positif terhadap kinerja sektor perbankan, di tengah berbagai tantangan ekonomi yang dihadapi.
Dengan demikian, meskipun ada tantangan dalam bentuk kebijakan penyaluran kredit yang ketat, harapan akan pertumbuhan ekonomis serta kepercayaan pada prospek ekonomi makro tetap menjaga optimisme dalam sektor perbankan. Bank Indonesia dan pelaku perbankan diharapkan dapat terus beradaptasi dan mengimplementasikan kebijakan yang mendukung pertumbuhan kredit berkelanjutan di tahun 2025.
Tri Kismayanti
variabisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
ExxonMobil Siap Gelontorkan Investasi Rp 162 Triliun untuk Proyek Besar di Indonesia
- Rabu, 22 Januari 2025
Perbaikan Kinerja Keberlanjutan Perusahaan di Pasar Modal Indonesia Semakin Menguat
- Rabu, 22 Januari 2025