Kamis, 23 Januari 2025

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Siapkan Dana US$150 Juta untuk Ekspansi Investasi pada 2025

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Siapkan Dana US$150 Juta untuk Ekspansi Investasi pada 2025
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Siapkan Dana US$150 Juta untuk Ekspansi Investasi pada 2025

Jakarta – PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG), perusahaan investasi terkemuka di Indonesia, mengumumkan rencana agresif untuk mengakselerasi pertumbuhan pendapatan dengan mengalokasikan dana investasi sebesar US$150 juta, atau sekitar Rp2,4 triliun berdasarkan kurs Jisdor Rp16.331 per dolar AS, pada tahun 2025. Pengumuman ini menandai kesiapan SRTG untuk memanfaatkan momen Tahun Ular Kayu sebagai kesempatan emas untuk memperluas portofolio investasinya.

Dalam wawancara di Jakarta kemarin, Devin, Direktur Investasi Saratoga Investama Sedaya, menekankan pentingnya dengan berkata, "Buat kami tahun Ular Kayu ini saat-saat kami bisa aktif mencari kesempatan yang baik, dengan harga yang masuk akal." Ini menunjukkan strategi SRTG untuk meningkatkan pertumbuhan secara substansial dalam lanskap investasi yang terus berubah, Kamis, 23 Januari 2025.

Devin lebih lanjut menegaskan bahwa tahun 2025 akan menjadi momentum penting bagi SRTG untuk memperluas portofolio investasinya secara signifikan. Dia berpendapat bahwa meskipun investor asing mungkin belum tertarik berinvestasi di Indonesia karena aset dolar yang dipandang lebih menarik, SRTG berfokus pada investasi jangka panjang. Devin berujar, "Dan mungkin nanti perusahaan akan kami go-public-kan. Ini membutuhkan waktu," menekankan komitmen SRTG terhadap strategi pertumbuhan jangka panjang.

Perusahaan ini menargetkan untuk menambah portofolio baru dalam satu hingga dua tahun ke depan. Devin dengan tegas menyatakan bahwa imbal hasil dari investasi-inves itasi ini tidak bisa diharapkan dalam waktu singkat, seperti satu atau dua tahun, tetapi memerlukan waktu yang lebih panjang untuk memberikan hasil yang diharapkan.

Tahun ini, SRTG telah mempersiapkan dana investasi sebesar US$100 juta hingga US$150 juta. Angka ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam menjaga keberlanjutan investasi dan menambah nilai bagi pemegang saham.

Portofolio investasi SRTG saat ini mencakup berbagai perusahaan besar seperti PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO), PT Adaro Indonesia, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR), PT Merdeka Copper & Gold Tbk. (MDKA), serta PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA). Selain itu, Saratoga juga memiliki investasi signifikan di Tower Bersama Group, PT Samator Indo Gas Tbk. (AGII), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX), MGM Bosco Logistics, Xurya, dan Zap.

Kekuatan finansial SRTG juga terlihat dari net asset value (NAV) sebesar Rp56 triliun. Sekitar 82% dari NAV tersebut dikontribusikan oleh tiga perusahaan utama, yaitu Grup Adaro, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG), dan Merdeka Group. Hal ini menandakan bahwa SRTG memiliki basis keuangan yang kuat untuk mendukung ekspansinya.

Dalam konteks ekonomi global yang dinamis, langkah SRTG untuk memfokuskan pada investasi jangka panjang menunjukkan pendekatan yang bijaksana dan berhati-hati. Keberanian perusahaan ini dalam mengalokasikan dana sebesar itu tidak hanya mencerminkan kekuatan finansial, tetapi juga keyakinan pada peluang pasar yang ada.

Para analis pasar menilai bahwa langkah ini bisa jadi bermanfaat dalam menarik minat investor dalam dan luar negeri, terutama ketika lingkungan investasi global menjadi semakin kompetitif. Dengan strategi yang solid dan manajemen yang cakap, SRTG berpotensi memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama di sektor investasi di Indonesia.

Tri Kismayanti

Tri Kismayanti

variabisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

OJK Naikkan Batas Maksimal Pinjaman Produktif Fintech P2P Lending Hingga Rp5 Miliar

OJK Naikkan Batas Maksimal Pinjaman Produktif Fintech P2P Lending Hingga Rp5 Miliar

OJK Cabut Izin Usaha PT Berdikari Insurance, Perusahaan Dilarang Beroperasi di Sektor Asuransi Umum

OJK Cabut Izin Usaha PT Berdikari Insurance, Perusahaan Dilarang Beroperasi di Sektor Asuransi Umum

Proyeksi Pertumbuhan Industri Asuransi di Indonesia: OJK Optimis Capai Pertumbuhan 5 Persen pada 2025

Proyeksi Pertumbuhan Industri Asuransi di Indonesia: OJK Optimis Capai Pertumbuhan 5 Persen pada 2025

OJK Cabut Izin Usaha PT Berdikari Insurance, Berikut Tindak Lanjut yang Harus Dilakukan

OJK Cabut Izin Usaha PT Berdikari Insurance, Berikut Tindak Lanjut yang Harus Dilakukan

Harga Emas Meroket, Lakuemas Perkuat Keamanan Investasi Digital: Cuan Maksimal, Risiko Minimal

Harga Emas Meroket, Lakuemas Perkuat Keamanan Investasi Digital: Cuan Maksimal, Risiko Minimal