Indonesia Akan Bangun Pembangkit Energi Nuklir Tahun 2029: Langkah Menuju Kemandirian Energi
- Jumat, 24 Januari 2025
JAKARTA – Pemerintah Indonesia semakin menunjukkan komitmennya untuk mengadopsi energi berbasis nuklir sebagai bagian dari strategi kemandirian energi nasional. Dalam satu langkah ambisius dan strategis, pemerintah memutuskan untuk mempercepat target awal pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dari tahun 2032 menjadi 2029. Keputusan ini menandakan babak baru dalam upaya Indonesia untuk beralih ke energi baru terbarukan (EBT) guna memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, menyatakan dalam rapat kerja dengan Komisi XII DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, bahwa percepatan pengembangan PLTN ini bertujuan untuk mengakomodasi proyeksi kapasitas pembangkit listrik nasional yang mencapai 443 gigawatt (GW) pada tahun 2060, di mana 79 persen di antaranya berasal dari EBT. "Pengembangan pembangkit nuklir diupayakan percepatan 2029–2032,” ujarnya.
Menurut Yuliot, pengembangan ini adalah salah satu langkah pemerintah untuk mempercepat transisi ke energi baru dan terbarukan. Dalam kesempatan yang sama, ia menambahkan bahwa meskipun kajian pengembangan PLTN masih berada pada tahap awal, pemerintah berusaha secepat mungkin merampungkan studi dan menentukan mitra perusahaan untuk pelaksanaan proyek ini.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengungkapkan bahwa pemerintah berencana membentuk Badan Pelaksana Program Energi Nuklir, atau yang dikenal sebagai Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO), untuk mengawasi implementasi proyek ambisius ini. "Nanti harus ada NEPIO itu. Harus ada keppres (keputusan presiden)-nya dulu," kata Eniya, seraya berharap agar badan tersebut segera terbentuk dalam waktu dekat.
Untuk mempercepat pembentukan NEPIO, keppres yang diperlukan sudah diajukan ke Wakil Menteri ESDM, dan kini sedang dibahas di internal kementerian sebelum diserahkan ke Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia.
Sebagai bagian dari upaya internasional, Indonesia telah menjajaki berbagai kerja sama, termasuk dengan Rusia, salah satu negara dengan teknologi nuklir yang sangat maju. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto telah melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin, Moskow, untuk mendiskusikan kerja sama di bidang nuklir. Dalam kesempatan itu, Prabowo menegaskan pentingnya sektor energi, khususnya energi nuklir, sebagai prioritas kerjanya di masa mendatang setelah resmi dilantik.
"Di sektor energi nuklir, saya membahas ini dengan beberapa institusi terkait di Rusia, kemungkinan kita bekerja sama pada bidang reaktor modular dan reaktor utama,” kata Menhan Prabowo kepada Presiden Putin, seperti yang disiarkan sejumlah stasiun TV asing.
Reaktor nuklir merupakan jantung dari pembangkit listrik tenaga nuklir, dan Rusia saat ini dikenal memiliki kemampuan dan teknologi mutakhir dalam bidang ini. Pembicaraan lebih lanjut dijadwalkan dalam format pertemuan tertutup sebagai working-breakfast pada tanggal 1 Agustus 2024, di mana kedua pemimpin akan merinci lebih lanjut peluang kerja sama energi antara Indonesia dan Rusia.
Dukungan teknologi dan pengetahuan dari Rusia diharapkan dapat mengisi kesenjangan teknologi yang masih dihadapi Indonesia dalam membangun PLTN, sambil tetap mengedepankan aspek keamanan dan lingkungan. Dengan kemajuan tersebut, Indonesia berharap dapat mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil sekaligus meningkatkan bauran energi bersih.
Pemerintah Indonesia mengakui bahwa perjalanan menuju elektrifikasi nasional melalui PLTN bukanlah tanpa tantangan. Dari segi teknologi dan finansial hingga penerimaan publik, dibutuhkan pendekatan menyeluruh dalam setiap tahap pengembangan. Berkaca dari negara-negara lain yang telah sukses mengaplikasikan teknologi ini, Indonesia optimis bahwa dengan perencanaan matang dan dukungan diplomatik serta tenaga ahli internasional, target PLTN tahun 2029 dapat tercapai.
Langkah strategis ini ditargetkan tidak hanya meningkatkan kapasitas listrik nasional tetapi juga turut serta dalam upaya global menurunkan emisi karbon. Seiring dengan percepatan pengembangan teknologi dan regulasi yang mendukung, diharapkan Indonesia dapat menjadi model bagi negara berkembang lain dalam pengaplikasian energi nuklir yang aman dan berkelanjutan.
Sebagai negara kepulauan dengan penduduk lebih dari 270 juta jiwa, Indonesia menyadari pentingnya diversifikasi sumber energi untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi strategis untuk mencapai kemandirian sumber energi nasional di masa depan.
Mazroh Atul Jannah
variabisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
OJK Terbitkan Dua Regulasi Baru untuk Perkuat Pengawasan Sektor Jasa Keuangan
- Jumat, 24 Januari 2025
Berita Lainnya
Manchester United Hadapi Tantangan Keuangan: Risiko Melanggar Peraturan Liga Premier
- Jumat, 24 Januari 2025
Imlek 2025: Keberuntungan Menanti untuk 12 Shio, Ini 6 yang Menuai Berkah Lebih
- Jumat, 24 Januari 2025
Spada Selamat Pagi RRI Manokwari Bahas Pentingnya Memilih Pinjaman: Online vs Offline
- Jumat, 24 Januari 2025
Terpopuler
1.
2.
3.
Cara Membersihkan Nama dari Blacklist BI Checking
- 20 Januari 2025
4.
Harga Emas Mencapai Rekor Baru! Tembus Rp 1,57 Juta per Gram
- 17 Januari 2025