Diskon Listrik 50% Hanya Berlaku Dua Bulan, Bahlil: Tidak Ada Perpanjangan
- Kamis, 23 Januari 2025
JAKARTA – Diskon listrik sebesar 50% untuk pelanggan rumah tangga PT PLN (Persero) dengan daya hingga 2.200 VA yang diberikan selama dua bulan, yakni Januari dan Februari 2025, dipastikan tidak akan diperpanjang. Keputusan ini ditegaskan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Diskon ini merupakan inisiatif pemerintah untuk membantu meringankan beban masyarakat di tengah kenaikan PPN atas barang mewah menjadi 12% yang diterapkan pada 2025.
"Enggak diperpanjang, dua bulan aja," demikian pernyataan tegas Bahlil Lahadalia yang dikutip dari Antara, Kamis, 23 Januari 2025. Pernyataan ini menjawab spekulasi di masyarakat apakah ada kemungkinan perpanjangan dari kebijakan diskon tersebut.
Diskon untuk 81,42 Juta Pelanggan
Diskon 50% ini menyasar sekitar 81,42 juta pelanggan rumah tangga PT PLN dengan daya terpasang hingga 2.200 VA. Diskon ini diatur melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 348.K/TL.01/MEM.L/2024 tentang Pemberian Diskon Biaya Listrik Untuk Konsumen Rumah Tangga PT PLN (Persero). Pemberian diskon dilakukan secara otomatis melalui sistem PT PLN.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, menjelaskan bahwa untuk pelanggan pascabayar, diskon ini akan langsung terlihat di rekening biaya listrik untuk pemakaian bulan Januari 2025 (yang dibayar pada Februari 2025) dan pemakaian bulan Februari 2025 (yang dibayar pada Maret 2025).
Proses Diskon untuk Pelanggan Prabayar
Bagi pelanggan prabayar, diskon diterapkan saat pembelian token listrik di bulan Januari dan Februari 2025. Dengan demikian, masyarakat cukup membayar setengah harga dari pembelian bulan sebelumnya untuk mendapatkan jumlah kWh yang sama.
Langkah ini diambil dengan tujuan menjaga daya beli masyarakat yang berisiko tertekan akibat kenaikan PPN yang mulai berlaku tahun depan. Namun, pelanggan dengan daya listrik 3.500–6.600 VA tidak akan menerima diskon ini dan tetap dikenakan PPN sebesar 12%.
Dampak Kenaikan PPN
Selama diskon berjalan, efek langsung diharapkan adalah peningkatan kemampuan daya beli masyarakat. Ini penting mengingat kenaikan PPN pada barang mewah menjadi 12% dapat berdampak signifikan pada pengeluaran rumah tangga. Pemerintah berharap diskon listrik dapat membantu menjaga stabilitas perekonomian masyarakat di tengah perubahan kebijakan pajak tersebut.
Namun, keputusan untuk tidak memperpanjang diskon memunculkan pertanyaan mengenai kesiapan rumah tangga dalam menghadapi kenaikan biaya pasca-berakhirnya bantuan diskon. Beberapa kalangan mengkhawatirkan bahwa tanpa perpanjangan diskon ini, masyarakat yang sebelumnya merasakan manfaat akan dihadapkan pada tantangan keuangan yang lebih besar.
Reaksi Masyarakat dan Pakar Ekonomi
Reaksi masyarakat terhadap penghentian diskon listrik setelah dua bulan diharapkan beragam. Beberapa pihak, terutama dalam kelompok konsumen dengan kebutuhan listrik lebih tinggi, menyatakan keprihatinan mereka. Sementara itu, pakar ekonomi menilai langkah ini sebagai langkah yang harus terus dievaluasi dampaknya. Jika ternyata kesejahteraan masyarakat masih rentan, mereka berharap pemerintah dapat menghadirkan solusi jangka panjang lainnya.
Menurut seorang pakar ekonomi Universitas Indonesia, kebijakan diskon listrik adalah langkah pendekatan yang efektif dalam jangka pendek. "Namun, pemerintah perlu menindaklanjuti dengan kebijakan lain yang mendukung peningkatan pendapatan masyarakat dan pengendalian inflasi," katanya.
Keputusan pemerintah untuk tidak memperpanjang diskon listrik 50% mendapatkan perhatian luas baik di kalangan pelanggan PLN maupun para pemerhati kebijakan publik. Kebijakan ini memang menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap daya beli masyarakat, terutama di masa transisi kebijakan pajak yang baru. Namun, penting bagi pemerintah untuk terus memantau dan memberikan solusi tepat jika dampak dari kebijakan ini tidak memberikan hasil yang diharapkan.
Diskon listrik selama dua bulan adalah langkah awal, dan diharapkan kedepannya ada kebijakan lanjutan yang dapat memperkuat perlindungan ekonomi bagi masyarakat luas. Kita semua menanti strategi-strategi kreatif dari pemerintah untuk terus menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di tengah perubahan kebijakan fiskal.
Mazroh Atul Jannah
variabisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Pasar Keuangan Bersikap Hati-hati Menjelang Pertemuan Bank Sentral dan Rilis Data Ekonomi
- Senin, 27 Januari 2025
Bank Indonesia Raih Predikat Indeks Integritas Tertinggi Nasional pada SPI 2024
- Senin, 27 Januari 2025
Berita Lainnya
Menhub Usul WFA Jelang Lebaran dan Nyepi, Pengusaha Berpendapat Begini
- Sabtu, 25 Januari 2025
Kebakaran di Jakarta Pusat Hancurkan 15 Rumah, Tiga Orang Terluka dan Sesak Napas
- Sabtu, 25 Januari 2025
Pelantikan Muhidin Sebagai Gubernur Kalimantan Selatan untuk Sisa Masa Jabatan 2021-2024
- Senin, 16 Desember 2024
Terpopuler
1.
2.
3.
Cara Membersihkan Nama dari Blacklist BI Checking
- 20 Januari 2025
4.
Cara Jitu Mengatur Keuangan Pribadi yang Wajib Diketahui
- 20 Januari 2025
5.
Harga Emas Mencapai Rekor Baru! Tembus Rp 1,57 Juta per Gram
- 17 Januari 2025