Senin, 30 Desember 2024

Pefindo Pertahankan Peringkat idA+ untuk Barito Pacific (BRPT) dengan Catatan Stabil dan Prospek Tertantang

Pefindo Pertahankan Peringkat idA+ untuk Barito Pacific (BRPT) dengan Catatan Stabil dan Prospek Tertantang

JAKARTA — PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) kembali menetapkan peringkat idA+ kepada PT Barito Pacific Tbk (BRPT), emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu yang beroperasi di sektor petrokimia dan energi panas bumi.

Pefindo menilai bahwa prospek peringkat BRPT stabil, didukung oleh posisi pasar yang kuat di segmen operasional utamanya, distribusi dividen yang stabil dari entitas anak, serta kontribusi arus pendapatan dari segmen energi.

Namun, Pefindo mencatat bahwa peringkat ini memiliki sejumlah batasan, terutama terkait dengan ukuran perlindungan arus kas yang masih moderat, akses BRPT yang terbatas terhadap arus kas operasional dari anak-anak perusahaannya, dan risiko yang melekat dalam segmen operasi utama.

Baca Juga

PT Hotel Indonesia Natour Sambut Libur Nataru 2025 dengan Atraksi Spesial di Bali

“Peringkat juga berada dalam tekanan jika terdapat pelemahan signifikan pada arus kas yang dihasilkan dari anak perusahaan, khususnya dari sektor petrokimia atau dampak negatif yang parah pada segmen energi panas bumi akibat bencana alam,” tulis Pefindo dalam keterangan resminya, Rabu, 13 November 2024.

Peringkat BRPT dapat meningkat apabila perusahaan menunjukkan peningkatan kinerja keuangan berkelanjutan, termasuk penurunan utang dan penguatan kapasitas arus kas.

Sebaliknya, penurunan peringkat bisa terjadi apabila terdapat pelemahan berkelanjutan pada profil keuangan, terutama jika margin di bisnis petrokimia terus tergerus atau jika utang naik tanpa disertai dengan peningkatan arus kas operasional.

Tantangan pada Laba dan Pendapatan

Menurut laporan keuangan per 30 September 2024, BRPT mencatatkan laba bersih sebesar USD26,80 juta, turun 25,22% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan laba bersih ini sejalan dengan penurunan pendapatan yang mencapai 20,85% year-on-year (YoY), turun menjadi USD1,67 miliar hingga kuartal III/2024.

Pendapatan BRPT terutama disumbangkan oleh bisnis petrokimia yang mencapai USD1,23 miliar, diikuti oleh segmen energi sebesar USD441 juta. Penurunan ini terjadi meskipun beban pokok pendapatan dan beban langsung perusahaan juga mengalami penurunan hingga 23,66% YoY.

Struktur Kepemilikan dan Diversifikasi Bisnis

Sebagai perusahaan investasi yang didirikan pada 1979, Barito Pacific memegang saham mayoritas di PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) untuk bisnis petrokimia dan PT Barito Renewable Energy Tbk (BREN) untuk energi panas bumi.

Sebanyak 71,32% saham BRPT dimiliki oleh Prajogo Pangestu, sementara sisanya dikuasai oleh PT Barito Pacific Lumber (0,69%), PT Tunggal Setia Pratama (0,34%), dan publik sebesar 27,60%.

BRPT dan Tantangan Peringkat di Tengah Ekspansi Petrokimia

Pefindo juga mencatat bahwa peringkat idA+ untuk BRPT belum memasukkan rencana tambahan belanja modal yang didanai utang untuk proyek-proyek baru di sektor petrokimia, karena keputusan investasi masih dalam tahap finalisasi.

Jika ekspansi ini berjalan, potensi peningkatan leverage bisa menjadi tantangan baru bagi profil keuangan BRPT. Namun, jika dilakukan dengan hati-hati, proyek ini juga berpotensi memperkuat posisi BRPT di industri petrokimia domestik.

Untuk saat ini, BRPT dinilai memiliki stabilitas yang cukup baik, meski berhadapan dengan beberapa risiko terkait struktur arus kas dari anak perusahaan dan fluktuasi di segmen bisnis utamanya.

Tri Kismayanti

Tri Kismayanti

variabisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

PT Satu Visi Putra Tbk (VISI) Peroleh Tambahan Fasilitas Kredit dari Bank BCA Senilai Rp14 Miliar

PT Satu Visi Putra Tbk (VISI) Peroleh Tambahan Fasilitas Kredit dari Bank BCA Senilai Rp14 Miliar

Medco Energi (MEDC) Siapkan Penerbitan Obligasi Rp2,5 Triliun pada 2025 untuk Pelunasan Utang Jatuh Tempo

Medco Energi (MEDC) Siapkan Penerbitan Obligasi Rp2,5 Triliun pada 2025 untuk Pelunasan Utang Jatuh Tempo

Wulan Guritno Mundur dari Posisi Komisaris Independen di PT Lima Dua Lima Tiga Tbk (LUCY)

Wulan Guritno Mundur dari Posisi Komisaris Independen di PT Lima Dua Lima Tiga Tbk (LUCY)

Bank Mandiri Perluas Layanan Transfer Valas di Livin' by Mandiri dengan Tujuh Mata Uang Baru

Bank Mandiri Perluas Layanan Transfer Valas di Livin' by Mandiri dengan Tujuh Mata Uang Baru

Tower Bersama Infrastructure (TBIG) Terbitkan Obligasi Rp2 Triliun untuk Refinancing Kewajiban

Tower Bersama Infrastructure (TBIG) Terbitkan Obligasi Rp2 Triliun untuk Refinancing Kewajiban